Kamis, 31 Mei 2012

Opini Hukuman untuk Para Koruptor


Latar belakang penulisan opini “Hukuman untuk Para Koruptor” ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar) yang diberikan oleh Dosen IBD, Bapak Thamrin Dahlan, M.Si. Saya akan menuangkan pendapat saya mengenai hukuman untuk para koruptor. Tema dari tulisan ini adalah Manusia dan tanggung jawab.
            Kacang lupa kulitnya, mungkin pepatah tersebut cocok untuk menggambarkan sifat para koruptor. Kian tahun semakin banyak para politisi yang melakukan praktek memakan uang haram yang bukan miliknya. Seakan mereka tidak takut terhadap dosa yang telah mereka perbuat.
            Dahulu ketika berkampanye begitu banyak mengumbar janji-janji palsu demi meningkatkan kesejahterahan dan kenyamanan untuk rakyat. Tetapi ketika diri nya sudah terpilih sebagai wakil rakyat, lantas mereka lupa akan janji apa yang telah mereka umbar. Dengan berjelimangan harta, mereka tidak sungkan melakukan tindakan haram yaitu korupsi.
            Lalu hukuman apa yang pantas untuk para koruptor? Hukuman penjara nampaknya bukan momok yang menakutkan bagi para pelaku koruptor. Seakan tidak jera dengan contoh para koruptor yang terdahulu, koruptor-koruptor muda juga telah bermunculan, sebut saja Gayus Tambunan.
            Apakah seharusnya Pemerintah Indonesia menetapkan hukuman mati kepada para koruptor? Jika Pemerintah menetapkan hukuman mati kepada para koruptor, pastilah para koruptor akan takut melakukan korupsi.
            Menurut saya cara lain menjatuhkan hukuman untuk para koruptor adalah hukuman penjara seumur hidup tanpa diberikan grasi dan menyita harta benda mereka. Hukuman memisikinkan para koruptor harus benar-benar dilaksanakan dengan baik, dengan tidak adanya praktek curang di dalamnya.
            Dahulu para politisi berlomba-lomba berkampanye untuk meloloskan diri mereka menjadi wakil rakyat. Pastilah dana yang mereka keluarnya juga begitu besar, sehingga setelah mereka terpilih menjadi wakil rakyat, mereka mengharapkan pendapatan yang lebih dari apa yang telah mereka keluarkan pada kampanye. Memang tidak semua politisi bersifat begitu, saya yakin masih ada poitisi yang benar-benar berjuang untuk rakyat.
            Penyeleksian para politsi dan wakil rakyat haruslah lebih di seleksi lagi. Bimbingan rohani juga harus diberikan untuk para politisi yang terpilih, agar mereka lebih bisa mengingat akan Tuhan.
            Demikian opini saya kali ini, kurang lebih nya mohon maaf, terima kasih J

0 komentar:

Posting Komentar

 

Faza Fatimah Zahrah Template by Faza Fatimah Zahrah