Latar belakang
penulisan opini “Waspada DBD” ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar) yang diberikan oleh Dosen IBD, Bapak Thamrin
Dahlan, M.Si. Saya akan menuangkan pendapat saya mengenai demam berdarah. Tema
dari tulisan ini adalah Manusia dan kegelisahan.
Demam Berdarah
adalah salah satu penyakit yang mematikan. Saya akan men-sharing mengenai
pengalaman saya terkena demam berdarah. Minggu lalu saya terkena penyakit demam
berdarah. Gejala awal penyakit ini adalah demam.
Pada hari rabu
malam tepatnya tanggal 23 Mei 2012 badan saya terasa panas. Memasuki hari Jum’at
panas saya tidak kunjung turun serta saya mual-mual. Kemudian Ibu saya membawa
saya ke Rumah Sakit yang letaknya tidak jauh dari rumah saya. Sesampainya di
UGD, kondisi saya diperiksa oleh Dokter yang berada di UGD. Diagnosis Dokter
UGD hanya menyimpulkan saya terkena maag, tetapi beliau menyuruh saya untuk tes
darah. Setelah menunggu sekitar setengah jam, hasil tes darah keluar, dan
ternyata trombosit saya sudah menurun yaitu 117.000 dari trombosit normal
250.000
Beruntungnya Ibu
saya membawa saya ke Rumah Sakit sehingga pada waktu saya memasuki fase kritis,
saya mendapatkan penanganan yang tepat. Pada hari Minggu panas saya turun
tetapi tubuh saya berkeringat. Inilah fase kritis pada demam berdarah. Suhu badan
menurun bukan berarti sakitnya selesai. Pada fase ini suhu badan menurun dan
trombosit juga menurun. Penanganan yang tidak tepat atau ketidaktahuan orang
awam dalam menangani fase kritis ini banyak menimbulkan kehilangan nyawa pada
penderita DBD.
Keesokan harinya
suhu badan saya kembali panas, dan itu merupakan fase penyembuhan. Trombosit saya
juga semakin membaik. Pada waktu saya di rawat di Rumah Sakit, saya di rawat
pada kamar klas 2. Kamar klas 2 pada Rumah Sakit tersebut dapat memuat sebanyak
4 orang pasien.
Di
dalam kamar tersebut saya sempat kaget, karena terdapat 2 orang pasien lainnya yang
juga terkena demam berdarah. Ini membuktikan penyakit ini tidak ada hentinya.
Kebersihan di sekitar tempat tinggal harus sangat di perhatikan. Jangan sampai
ada genangan air di rumah. Jika anda atau saudara anda terkena demam, jangan
anggap sepele demam tersebut.
Diperlukan kerja
sama di antara lingkungan tempat tinggal kita. Kerja bakti memang harus
dilakukan secara rutin agar lingkungan kita juga terjaga kebersihannya. Tindakan
yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula.
0 komentar:
Posting Komentar