Jumat, 01 Juni 2012

Opini Waspada DBD !!

Latar belakang penulisan opini “Waspada DBD” ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar) yang diberikan oleh Dosen IBD, Bapak Thamrin Dahlan, M.Si. Saya akan menuangkan pendapat saya mengenai demam berdarah. Tema dari tulisan ini adalah Manusia dan kegelisahan.
Demam Berdarah adalah salah satu penyakit yang mematikan. Saya akan men-sharing mengenai pengalaman saya terkena demam berdarah. Minggu lalu saya terkena penyakit demam berdarah. Gejala awal penyakit ini adalah demam.
Pada hari rabu malam tepatnya tanggal 23 Mei 2012 badan saya terasa panas. Memasuki hari Jum’at panas saya tidak kunjung turun serta saya mual-mual. Kemudian Ibu saya membawa saya ke Rumah Sakit yang letaknya tidak jauh dari rumah saya. Sesampainya di UGD, kondisi saya diperiksa oleh Dokter yang berada di UGD. Diagnosis Dokter UGD hanya menyimpulkan saya terkena maag, tetapi beliau menyuruh saya untuk tes darah. Setelah menunggu sekitar setengah jam, hasil tes darah keluar, dan ternyata trombosit saya sudah menurun yaitu 117.000 dari trombosit normal 250.000
Beruntungnya Ibu saya membawa saya ke Rumah Sakit sehingga pada waktu saya memasuki fase kritis, saya mendapatkan penanganan yang tepat. Pada hari Minggu panas saya turun tetapi tubuh saya berkeringat. Inilah fase kritis pada demam berdarah. Suhu badan menurun bukan berarti sakitnya selesai. Pada fase ini suhu badan menurun dan trombosit juga menurun. Penanganan yang tidak tepat atau ketidaktahuan orang awam dalam menangani fase kritis ini banyak menimbulkan kehilangan nyawa pada penderita DBD.
Keesokan harinya suhu badan saya kembali panas, dan itu merupakan fase penyembuhan. Trombosit saya juga semakin membaik. Pada waktu saya di rawat di Rumah Sakit, saya di rawat pada kamar klas 2. Kamar klas 2 pada Rumah Sakit tersebut dapat memuat sebanyak 4 orang pasien.
            Di dalam kamar tersebut saya sempat kaget, karena terdapat 2 orang pasien lainnya yang juga terkena demam berdarah. Ini membuktikan penyakit ini tidak ada hentinya. Kebersihan di sekitar tempat tinggal harus sangat di perhatikan. Jangan sampai ada genangan air di rumah. Jika anda atau saudara anda terkena demam, jangan anggap sepele demam tersebut.
Diperlukan kerja sama di antara lingkungan tempat tinggal kita. Kerja bakti memang harus dilakukan secara rutin agar lingkungan kita juga terjaga kebersihannya. Tindakan yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula.
            

0 komentar:

Posting Komentar

 

Faza Fatimah Zahrah Template by Faza Fatimah Zahrah