Hai semua, beberapa waktu yang
lalu saya pulang kuliah menggunakan angkutan umum (angkot). Pada saat itu
angkot tersebut tidak penuh penumpang, hanya ada sekitar 4 orang saja (tidak
termasuk supir). Ketika di pertengahan jalan, ada anak punk yang masuk dan
mengamen di dalam angkot yang saya tumpangi. Saya terkejut karena anak punk itu
masuk dan duduk sambil bernyayi di sebelah saya (biasanya kalau ada pengamen di
angkot hanya duduk di dekat pintu saja). Otomatis rasa takut saya semakin membesar,
mengambil uang di dalam tas saja untuk diberikan ke anak punk itu saya takut
sekali, dan untungnya tidak terjadi apa-apa. Dari kejadian itulah saya ingin
membahas sedikit mengenai maraknya anak punk di jalanan.
Punk bisa diartikan oleh sebagian
orang yaitu ideologi / pandangan hidup yang mencakup beberapa aspek,
diantaranya aspek sosial dan politik. Anak punk bukan hanya hadir di Indonesia
saja, ternyata punk merupakan sub-budaya dari London, Inggris. Dahulunya punk
terbentuk dan menjadi satu dengan komunitas skinhead. Yang menyatukan mereka
awalnya adalah jenis musik.
Seiring berjalannya waktu, citra
yang terbentuk untuk anak punk adalah negatif. Tujuan dari komunitas mereka
adalah menyindir tindakan pemerintah, pejabat ataupun pengusaha yang merugikan
rakyat. Mungkin cara penyampaiannya yang kurang bisa diterima oleh masyarakat
luas. Mereka bernyanyi menyindir golongan atas dengan lagu-lagu hasil karya
mereka sendiri. Namun terkadang lirik lagu yang keras dan cara menyanyikannya
yang kurang baik, malah menjadi sesuatu yang tidak disukai.
Fashion atau penampilan mereka
juga merupakan salah satu ciri yang paling menonjol. Gaya berpakaian mereka
identik dengan kaos berwarna hitam yang terlihat lusuh, celana jeans ketat,
potongan rambut mohawk yang di cat warna warni, ditambah dengan menindik bagian
tubuh seperti telinga, hidung, lidah ataupun bibir, dan ada juga yang bertatto.
Gaya penampilan itulah yang terkadang membuat resah masyarakat.
Ketika saya perhatikan, sebagian
besar anak punk yang ada di jalanan adalah anak-anak remaja. Lalu saya
bertanya-tanya, apakah mereka tidak di cari oleh keluarga nya? Apakah keluarga
nya benar-benar tidak peduli dengan mereka? Atau mereka yang lari dari rumah
untuk mencari kebebasan dan jati diri hidup?
Bila sejak kecil seorang manusia
sudah ditanamkan rasa kekeluargan, diajarkan agama yang baik serta diberikan
norma dan moral yang baik, kecil kemungkinan mereka akan jauh menyimpang
seperti sekarang ini. Sayang sekali rasa nya melihat fenomena ini. Masa remaja
yang seharusnya dihabiskan bersama keluarga, bermain dan belajar untuk masa
depan malah digunakan untuk mengamen di jalanan.
Semoga pemerintah, keluarga
ataupun masyarakat bisa menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan ini,
solusi yang akan memberikan dampak yang baik untuk semua nya, Amin…
0 komentar:
Posting Komentar